Sabtu, 01 Mei 2010

makalah bbl dengan komplikasi caput suksedaneum

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi yang lahir sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa melalui proses yang panjang, dengan tidak mengesampingkan faktor lingkungan keluarga. Terpenuhinya kebutuhan dasar anak (asah-asih-asuh) oleh keluarga akan memberikan lingkungan yang terbaik bagi anak, sehingga tumbuh kembang anak menjadi seoptimal mungkin. Tetapi tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat. Beberapa bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal, natal dan pascanatal. Keadaan ini akan memberikan pengaruh bagi tumbuh kembang anak selanjutnya.

Proses kelahiran sangat dipengaruhi oleh kehamilan. Dalam kehamilan yang tidak ada gangguan, diharapkan kelahiran bayi yang normal melalui proses persalinan yang normal, dimana bayi dilahirkan cukup bulan, pengeluaran dengan tenaga mengejan ibu dan kontraksi kandung rahim tanpa mengalami asfiksia yang berat ataupun trauma lahir.

Pada saat persalinan, perlukaan atau trauma kelahiran kadang-kadang tidak dapat dihindarkan dan lebih sering ditemukan pada persalinan yang terganggu oleh salah satu sebab. Penanganan persalinan secara sempurna dapat mengurangi frekuensi peristiwa tersebut.

Insidensi trauma lahir diperkirakan sebesar 2-7 per 1000 kelahiran hidup. Walaupun insiden telah menurun pada tahun-tahun belakangan ini, sebagian karena kemajuan di bidang teknik dan penilaian obstetrik, trauma lahir masih merupakan permasalahan penting, karena walaupun hanya trauma yang bersifat sementara sering tampak nyata oleh orang tua dan menimbulkan cemas serta keraguan yang memerlukan pembicaraan bersifat suportif dan informatif. ,Beberapa trauma pada awalnya dapat bersifat laten, tetapi kemudian akan menimbulkan penyakit atau akibat sisa yang berat. Trauma lahir juga merupakan salah satu faktor penyebab utama dari kematian perinatal. Di Indonesia angka kematian perinatal adalah 44 per 1000 krlahiran hidup, dan 9,7 % diantaranya sebagai akibat dari trauma lahir.

Bayi baru lahir ( neonatus ) adalah bayi, dari lahir sampai usia 4 minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu. (Donna L. Wong, 2003)

Caput Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari. (www.begaul.com )

Caput suksedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput suksedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari. (Sarwono, 2006)

Kelainan pada ibu dan bayi dapat terjadi di beberapa saat sesudah persalinan bahkan persalinan normal sekalipun. Pada umumnya kelahiran bayi normal cukup bulan merupakan tanggung jawab penuh seorang bidan terhadap keselamatannya dan juga pada ibu pada persalinan normal. Saat ini angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih sangat tinggi bahkan tertinggi di Asia Tenggara. Di Indonesia, berdasarkan perhitungan oleh BPS diperoleh AKI tahun 2007 sebesar 248/100.000 kelahiran hidup. Sementara untuk AKB, berdasarkan perhitungan dari BPS, pada tahun 2007 diperoleh AKB sebesar 26.9/1.000 kelahiran hidup. (www.tenaga-kesehatan.or.id )

Di Jawa Timur AKI dan AKB pada tahun 2006 adalah mencapai 72/100.000 kelahiran. (www.dinkesjatim.go.id ).

Sedangkan untuk daerah Blitar sendiri pada tahun 2007 tercatat AKB sebesar 100,2/100.000 kelahiran hidup dan AKI sebesar 3,06/1.000 kelahiran hidup. (www.dinkes Blitar.go.id )

Dan untuk masalah terjadinya caput succedaneum pada bayi khususnya di RSD Mardi Waluyo Blitar di awal tahun 2008 adalah disebabkan persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi dan kala II memanjang. Dengan angka kejadian untuk persalinan dengan vakum ekstraksi 40 dari 809 persalinan dan kala II memanjang 27 dari 809 persalinan di RSD Mardi Waluyo Blitar. Untuk Caput Succedaneum tidak tercatat dalam dalam data Ruang Neonatus RSD Mardi Waluyo.

Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi. (Abdul Bari Saifuddin, 2001)

Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin besar atau presentasi atau posisi janin abnormal. Akan tetapi, terdapat kasus terjadinya cedera in utero. ( Helen Varney dkk, 2007 )

Untuk penanganan caput succedanaum tidak ada penanganan khusus karena dapat menghilang dengan sendirinya. ( www.anakku.net )

Dan dari sumber lain caput akan menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir. ( Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, SpOG, MPH ). Bahkan akan menghilang dalam 1 hari. ( www.ayahbunda-online.com ).

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum yaitu memberikan Asuhan Neonatus dengan Jalan Lahir yang terdiri dari caput suksedaneum, cephalhematoma, trauma pada flexus brachialis, fraktur klavikula dan fraktur humerus.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus yaitu terdiri dari :

1. Mengantisipasi masalah atau resiko yang akan terjadi saat persalianan

2. Memberikan Asuhan Neonatus pada BBL agar tidak terjadi cacat

3. Melakukan tindakan segera pada BBL yang mengaami jejas persalinan

4. Mengevaluasi hasil Asuhan Neonatus yang diberikan pada BBL

1.3 Manfaat Penulisan

1.3.1 Institusi Pendidikan

Diharapkan dengan adanya Asuhan Neonatus dengan Jejas Persalinan dapat memberikan ilmu pengetahuan dan ketrerampilan dasar yang diberikan. Sehingga akan mendatangkan calon-calon bidan yang professional.

1.3.2 Institusi Kesehatan

Diharapkan dengan adanya Asuhan Neonatus dengan Jejas Persalinan dapat mencegah terjadinya kasus serupa sehingga mengurangi AKB di Indonesia, serta dapat mengurangi resiko bayi lahir cacat.

1.3.3 Institusi Mahasiswa

Diharapkan dengan adanya Asuhan Neonatus dengan Jejas Persalinan, mahasiswa lebih dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diberikan saat melakukan pendidikan selama dalam perkuliahan. Serta dapat melakukan keterampilan dasar praktik dilapangan.

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari pembuatan makalah ini yaitu mencangkup :

1. Keadaan kesehtan ibu dan anak di Indonesia meliputi angka kematian, penyebab kesakitan dan kematian

2. Peran dan tanggung jawab orang tua dalam pemeliharaan bayi dan anak

3. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak normal serta factor-faktor yang mempengaruhinya

4. Kebutuhan fisik serta psikologis anak

5. Prinsip dan standar nitrisi pada bayi dan anak

6. Prinsip keselamatan bagi bayi dan anak

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini makalah membahas tentang latar belakang, tujuan penulisan, menfaat penulisan, ruang lingkup dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini makalah membahas tentang asuhan neonates dengan jejas persalinan yang terdiri dari caput suksedaneum, cephalhematoma, trauma pada flexux brachialis, fraktur klavikula dan fraktur humerus.

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

Pada bab ini makalah membahas tentang kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Cedera lahir adalah kelainan bayi baru lahir yang terjadi karena trauma lahir akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan persalinan yang diakibatkan kelainan fisiologis persalinan. (YPB, maternal neonatal. 2007).

Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin besar atau presentasi atau posisi janin abnormal. Akan tetapi, terdapat kasus terjadinya cedera in utero. ( Helen Varney dkk, 2007 )

Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam atau karena proses kelahiran. Istilah trauma lahir digunakan untuk menunjukkan trauma mekanik dan anoksik, baik yang dapat dihindarkan maupun yang tidak dapat dihindarkan, yang didapat bayi pada masa persalinan dan kelahiran. Trauma dapat terjadi sebagai akibat ketrampilan atau perhatian medik yang tidak pantas atau yang tidak memadai sama sekali, atau dapat terjadi meskipun telah mendapat perawatan kebidanan yang terampil dan kompeten dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan tindakan atau sikap orang tua yang acuh tak acuh. Pembatasan trauma lahir tidak meliputi trauma akibat amniosentesis, tranfusi intrauteri, pengambilan contoh darah vena kulit kepala atau resusitasi.

A. Caput Suksedaneum

a. Pengertian

Caput suksedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput suksedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari. (Sarwono, 2006).

Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi. ( Abdul Bari Saifuddin, 2001).

Caput suksedaneum adalah Kelainan ini akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala bayi sebatas caput. Keadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir. Tidak diperlukan tindakan dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan. (Sarwono Prawirohardjo, 2007).

a. Gejala

Caput succedaneum muncul sebagai pembengkakan kulit kepala yang memanjang di garis tengah dan atas garis jahitan dan berhubungan dengan kepala pencetakan.

Caput Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari. (www.begaul.com )

b. Patofisiologis

Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan extravasa. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari.

c. Manajemen

Manajemen terdiri dari pengamatan saja lengkap dan cepat pemulihan biasanya akan terjadi dengan caput succedaneum. Jika kulit kepala bayi kontur telah berubah, kontur normal harus kembali.

Bayi akan sering (dimengerti) marah sehingga mungkin memerlukan analgesia untuk sakit kepala dan penanganan harus disimpan ke minimum untuk beberapa hari pertama.

d. Faktor Predisposisi

1. Persalinan dengan partus lama, partus dengan tindakan

2. Sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina

e. Penanganan dan Pencegahan

a) Bayi dirawat seperti pada perawatan bayi normal

b) Observasi keadaan umum bayi

c) Pemberian ASI adekuat

d) Cegah terjadinya infeksi

e) Untuk penanganan caput succedanaum tidak ada penanganan khusus karena dapat menghilang dengan sendirinya ( www.anakku.net )

f) Dengan menggendong bayi secara terus menerus agar kelainan pada bayi dapat disembuhkan

f. Komplikasi

a) Kaput hemorargik

b) Infeksi

c) Ikhterus

d) Anemia

B. Cephalhematoma

a. Pengertian

Cephalhematoma adalah subperiosteal akibat kerusakan jaringan periosteum karena tarikan atau tekanan jalan lahir, dan tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah. Pemeriksaan x-ray tengkorak dilakukan, bila dicurigai ada nya faktur (mendekati hampir 5% dari seluruh cephalhematoma). Kelainan ini agak lama menghilang (1-3 bulan). Pada gangguan yang luas dapat menimbulkan anemia dan hiperbilirubinemia. Perlu pemantauan hemoglobin, hematokrik, dan bilirubin. Aspirasi darah dengan jarum tidak perlu di lakukan. (Sarwono Prawirohardjo,2007).

Kelainan ini disebabkan oleh perdarahan subperiostal tulang tengkorak dan terbatas tegas pada tulang yang bersangkutan, tidak melampaui sutura-sutura sekitarnya. Tulang tengkorak yang sering terkena ialah tulang temporal atau parietal. Ditemukan pada 0,5-2% dari kelahiran hidup. Kelainan dapat terjadi pada persalinan biasa, tetapi lebih sering pada persalinan lama atau persalinan yang diakhiri dengan alat, seperti ekstra cunam atau ekstraktor vakum. (Sarwono, 2006).

a) Gejala

Gejala lanjut yang mungkin terjadi ialah anemia dan hiperbilirubinemia. Kadang-kadang cephalematoma disertai pula dengan fraktur tulang tengkorak dibawahnya atau perdarahan intracranial. (Sarwono, 2006)

Bila tidak ditemukan gejala lanjut, cephalematoma tidak memerlukan perawatan khusus. Kelainan ini dapat menghilang dengan sendirinya setelah 2-12 minggu. Pada kelainan yang agak luas, penyembuhan kadang-kadang disertai klasifikasi. (Sarwono, 2006)

b) Patofisiologi

Adapun pathophysiologi cephalhematoma yaitu:

1) Rupture pembuluh darah antara tengkorak dan periosteum

2) Didalam subperiosteal mengandung banyak darah

c) Faktor Predisposisi

Tekanan jalan lahir yang terlalu lama pada kepala saat persalinan. Moulage terlalu keras. Partus dengan tindakan seperti forcep, vacum ekstraksi

d) Komplikasi

1. Ikterus

2. Anemia

3. Infeksi

4. Kalasifikasi mungkin bertahan selama > 1 tahun

Gejala lanjut yang mungkin terjadi yaitu anemia dan hiperbilirubinemia. Kadang-kadang disertai dengan fraktur tulang tengkorak di bawahnya atau perdarahan intra kranial.

Bila tidak ditemukan gejala lanjut, cephal hematoma tidak memerlukan perawatan khusus. Kelainan ini dapat menghilang dengan sendirinya setelah 2-12 minggu. Pada kelainan yang agak luas, penyembuhan kadang-kadang disertai kalsifikasi.

Cefalhematoma merupakan perdarahan subperiosteum. Cefalhematoma terjadi sangat lambat, sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala. Cefalhematoma dapat sembuh dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan, tergantung pada ukuran perdarahannya. Pada neonatus dengan sefalhematoma tidak diperlukan pengobatan, namun perlu dilakukan fototerapi untuk mengatasi hiperbilirubinemia. Tindakan insisi dan drainase merupakan kontraindikasi karena dimungkinkan adanya risiko infeksi. Kejadian sefalhematoma dapat disertai fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial.

Pengertian istilah cephalhematoma mengacu pada pengumpulan darah di atas tulang tengkorak yang disebabkan oleh perdarahan subperiosteal dan berbatas tegas pada tulang yang bersangkutan dan tidak melampaui sutura-sutura sekitarnya,sering ditemukan pada tulang temporal dan parietal. Kelainan dapat terjadi pada persalinan biasa, tetapi lebih sering paada persalinan lama atau persalinan yang diakhiri dengan alat, seperti ekstraksi cunam atau vakum.

C. Trauma pada Flexus Brachialis

a) Pengertian

Kelainan-kelainan ini timbul akibat tarikan yang kuat didaerah leher pada saat lahirnya bayi, sehingga terjadi kerusakan pada fleksus brachialis. Hal ini ditemukan pada persalinan letak sungsang apabila dilakukan traksi yang kuat dalam usahan melahirkan kepala bayi. Pada persalinan presentasi-kepala, kelainan dapat terjadi pada janin dengan bahu lebar. Disini kadang-kadang dilakukan tarikan pada kepala agak kuat ke belakang untuk melahirkan bahu depan (Sarwono, 2007).

a) Patofisiologis

Jejas pada pleksus brakialis dapat menyebabkan paralisis lengan atas dengan atau tanpa paralisis lengan bawah atau tangan, atau lebih lazim paralisis dapat terjadi pada seluruh lengan. Jejas pleksus brakialis sering terjadi pada bayi makrosomik dan pada penarikan lateral dipaksakan pada kepala dan leher selama persalinan bahu pada presentasi verteks atau bila lengan diekstensikan berlebihan diatas kepala pada presentasi bokong serta adanya penarikan berlebihan pada bahu.

Trauma pleksus brakialis dapat mengakibatkan paralisis Erb-Duchenne dan paralisis Klumpke. Bentuk paralisis tersebut tergantung pada saraf servikalis yang mengalami trauma (Sarwono, 2007).

b) Penanganan dan Pencegahan

Pengobatan pada trauma pleksus brakialis terdiri atas imobilisasi parsial dan penempatan posisi secara tepat untuk mencegah perkembangan kontraktur.

Penanggulangan dengan jalan meletakan lengan atas dengan posisi abduksi 90º dan putaran keluar. Siku berada dalam pleksi 90º disertai supinasi lengan bawah dengan ekstensi pergelangan dan telapak tangan menghadap kedepan. Posisi ini dipertahankan beberapa waktu. Penyembuhan biasanya terjadi setelah beberapa hari, kadang-kadang sampai 3-6 bulan (Sarwono, 2007).

D. Fraktur klavikula

a) Pengertian fraktur klavikula

Fraktur ini mungkin terjadi apbila terdapat kesulitan mengeluarkan bahu pada persalinan. Klavikula adalah daerah tulang tersering yang mengalami fraktur. Letak tersering adalah di antara 1/3 tengah dan lateral. Fraktur klavikula dapat sebagai akibat dari cidera lahir pada neonatus (Sarwono, 2007).

b) Gejala

Hal ini dapat timbul pada persalinan presentasi kepala dengan anak besar atau kelahiran sungsang dengan membumbung keatas. Gejala yang tampak pada keadaan ini ialah kelemahan lengan pada sisi yamg terkena disertai menghilangnya refleks moro pada sisi tersebut. Diagnosis pasti di buat dengan palpasi dan jika perlu, dengan foto rontgen. (Sarwono, 2006).

Gejala yang tampak pada keadaan ini adalah kelemahan lengan pada sisi yang terkena, krepitasi, ketidakteraturan tulang mungkin dapat diraba, perubahan warna kulit pada bagian atas yang terkena fraktur serta menghilangnya refleks Moro hal ini dapat timbul pada kelahiran presentasi puncak kepala dan pada lengan yang telentang pada kelahiran sungsang pada sisi tersebut. Fraktur ini merupakan jenis yang tersering pada bayi baru lahir, yang mungkin terjadi apabila terdapat kesulitan mengeluarkan bahu pada persainan.

Tanda dan gejala yang tampak pada bayi yang mengalami fraktur klavikula antara lain : bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena, krepitasi dan ketidakteraturan tulang, kadang-kadang disertai perubahan warna pada sisi fraktur, tidak adanya refleks moro pada sisi yang terkena, adanya spasme otot sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi supraklavikular pada daerah fraktur.

c) Penanganan dan Pencegahan

Penyembuhan sempurna terjadi setelah 7-10 hari dengan imobilisasi dalam posisi abduksi 60º dan fleksi 90º dari siku yang terkena (Sarwono, 2006)

Diagnosis dengan mudah dibuat dengan evaluasi fisik dan radiologis. Pasien akan menderita nyeri pada pergerakan bahu dan leher. Pembengkakan local dan krepitus dapat tampak. Cidera neurovaskuler jarang terjadi. Radiografi klavikula AP biasanya cukup untuk diagnosis. Fraktur klavikula pada neonatus biasanya tidak memerlukan terapi lebih lanjut. Kalus yang teraba dapat dideteksi beberapa minggu kemudian.

Pada anak-anak yang lebih tua, imobilisasi bahu (dengan balutan seperti kain gendongan atau yang mampu menyandang/memfiksasi bagian lengan bawah dalam posisi horizontal melawan batang tubuh) sebaiknya digunakan untuk mengangkat ekstremitas atas untuk mengurangi tarikan ke bawah pada klavikula distal. Kalus yang dapat dipalpasi dapat dideteksi beberapa minggu yang kemudian akan remodel dalam 6-12 bulan. Fraktur klavikula biasanya sembuh dengan cepat dalam 3-6 minggu.

Diagnosis dapat ditegakkan dengan palpasi dan foto rontgent. Penyembuhan sempurna terjadi setelah 7-10 hari dengan imobilisasi dengan posisi abduksi 60 derajat dan fleksi 90 derajat dari siku yang terkena.

Cukup sering ditemukan (isolated, atau disertai trauma toraks, atau disertai trauma pada sendi bahu). Lokasi fraktur klavikula umumnya pada bagian tengah (1/3 tengah). Deformitas, nyeri pada lokasi taruma. Foto Rontgen tampak fraktur klavikula. Terapi : Konservatif : "Verband figure of eight" sekitar sendi bahu. Pemberian analgetika. Operativ : internal fiksasi.

E. Fraktur Humerus

a) Pengertian fraktur humerus

Fraktur humerus adalah Kelainan ini terjadi pada kesalahan teknik dalam melahirkan lengan pada presentasi puncak kepala atau letak sungsang dengan lengan membumbung ke atas. Pada keadaan ini biasanya sisi yang terkena tidak dapat digerakkan dan refleks Moro pada sisi tersebut menghilang. Prognosis penderita sangat baik dengan dilakukannya imobilisasi lengan dengan mengikat lengan ke dada, dengan memasang bidai berbentuk segitiga dan bebat Valpeau atau dengan pemasangan gips. Dan akan membaik dalam waktu 2-4 minggu. (Sarwono Prawirohardjo, 2007).

b) Gejala

Fraktur humerus ditandai dengan tidak adanya gerakan tungkai spontan, tidak adanya reflek moro.

c) Penanganan dan Pencegahan

Penangan pada fraktur humerus dapat optimal jika dilakukan pada 2-4 minggu dengan imobilisasi tungkai yang mengalami fraktur.

d) Prevalensi

Fraktur lebih sering terjadi pada orang laki laki daripada perempuan dengan umur dibawah 45 tahun dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau kecelakaan. Sedangkan pada Usila prevalensi cenderung lebih banyak terjadi pada wanita berhubungan dengan adanya osteoporosis yang terkait dengan perubahan hormon.

F. Jenis fraktur

1. Complete fraktur ( fraktur komplet ), patah pada seluruh garis tengah tulang,luas dan melintang. Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.

2. Closed frakture ( simple fracture ), tidak menyebabkan robeknya kulit, integritas kulit masih utuh.

3. Open fracture ( compound frakture / komplikata/ kompleks), merupakan fraktur dengan luka pada kulit ( integritas kulit rusak dan ujung tulang menonjol sampai menembus kulit) atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.

4. Greenstick, fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya membengkok.

5. Transversal, fraktur sepanjang garis tengah tulang

6. Oblik, fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang

7. Spiral, fraktur memuntir seputar batang tulang

8. Komunitif, fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen

9. Depresi, fraktur dengan frakmen patahan terdorong kedalam ( sering terjadi pada tulang tengkorak dan wajah )

10. Kompresi, fraktur dimana tulang mengalami kompresi ( terjadi pada tulang belakang )

11. Patologik, fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit ( kista tulang, paget, metastasis tulang, tumor )

12. Avulsi, tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada prlekatannya.

13. Epifisial, fraktur melalui epifisis

14. Impaksi, fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.

BAB III

TINJAUAN KASUS

1. KASUS I CEPHALHEMATOMA

Bayi Ny S (24 th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir secara spontan dengan jenis kelamin Perempuan dengan kedua orang tua beagama islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA bekerja sebagai penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang wiraswasta. Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat tinggal di Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal 08-10-2009 pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali olah Bidan. Dengan keluhan mual tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk kedalam tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangkan pada hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan keluhan pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam, tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari, dengan golonagan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu, tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Riwayat persalinannya dengan jenis persalinan spontan ditolong oleh bidan dan dengan lama persalinan 18 jam, dan keadaan air ketuban putih yang jumlahnya ± 250 cc. Keadaan plasenta saat lahir lengkap kotiledon 20 lobus, diameter 22cm, ketebalan 1,5 cm , panjang tali pusat 48 cm dan berat ± 500 gr. Tidak ada komplikasi saat persalinan dengan apgar score 8/9 dan tidak ada kejadian, gangguan ataupun trauma pada bayi baru lahir. Pemeriksaan fisik bayi KU ; baik, kesadaran composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala ubun – ubun besar dan kecil ada kelainan terdapat cairan darah yang menumpuk, sutura normal dan ada maulage, tidak ada caput suksedaneum, dan ada cephalhematoma. Mata simetris, lobang hidung ada, tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak ada pernafasaan cuping hidung. Telingga simetris, hubungan letak dengan mata sedikit lebih atas tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir lembab warna merah muda, sumbing tidak ada, palatum keras, refleks puting susu ada refleks sucking ada, refleks menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, pergerakan tidak kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular, puting susu menonjol keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru – paru tambahan, refleks muro ada, perut tidak kembung, abdomen simrtris, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras saat menangis. Tali pusat tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simetris, tidak penonojan dan cekungan. Ekstremitas atas dan bawah bergerak aktif dengan jumlah jari lengkap. Tidak ada kelainan fraktur klavikula dan fraktur humerus serta adanya fleksus brahialis. Genetelia testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang muara interna terletek pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir warna merah. Usia bayi saat ini satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat lahir dengan warna kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK belum, bayi diberikan asih tanpa pendamping apapun.

2. KASUS II CAPUTSUKSEDANEUM

Bayi Ny S (24 th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir secara spontan dengan jenis kelamin Perempuan dengan kedua orang tua beagama islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA bekerja sebagai penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang wiraswasta. Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat tinggal di Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal 08-10-2009 pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali olah Bidan. Dengan keluhan mual tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk kedalam tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangkan pada hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan keluhan pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam, tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari, dengan golonagan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu, tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Riwayat persalinannya dengan jenis persalinan spontan ditolong oleh bidan dan dengan lama persalinan 18 jam, dan keadaan air ketuban putih yang jumlahnya ± 250 cc. Keadaan plasenta saat lahir lengkap kotiledon 20 lobus, diameter 22cm, ketebalan 1,5 cm , panjang tali pusat 48 cm dan berat ± 500 gr. Tidak ada komplikasi saat persalinan dengan apgar score 8/9 dan tidak ada kejadian, gangguan ataupun trauma pada bayi baru lahir. Pemeriksaan fisik bayi KU ; baik, kesadaran composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala ubun – ubun besar dan kecil ada kelainan terdapat cairan yang menumpuk, sutura normal dan ada maulage, ada caput suksedameum, tidak ada cephalhematoma. Mata simetris, lobang hidung ada, tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak ada pernafasaan cuping hidung. Telingga simetris, hubungan letak dengan mata sedikit lebih atas tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir lembab warna merah muda, sumbing tidak ada, palatum keras, refleks puting susu ada refleks sucking ada, refleks menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, pergerakan tidak kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular, puting susu menonjol keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru – paru tambahan, refleks muro ada, perut tidak kembung, abdomen simrtris, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras saat menangis. Tali pusat tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simetris, tidak penonojan dan cekungan. Ekstremitas atas dan bawah bergerak aktif dengan jumlah jari lengkap. Tidak ada kelainan fraktur klavikula dan fraktur humerus serta adanya fleksus brahialis. Genetelia testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang muara interna terletek pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir warna merah. Usia bayi saat ini satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat lahir dengan warna kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK belum, bayi diberikan asih tanpa pendamping apapun. Ibu mengatakan cemas terhadap benjolan dikepala bayinya setelah beberapa jam lahir.

3. KASUS III FRAKTUR KLAVIKULA

Bayi Ny S (24 th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir secara spontan dengan jenis kelamin Perempuan dengan kedua orang tua beagama islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA bekerja sebagai penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang wiraswasta. Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat tinggal di Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal 08-10-2009 pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali olah Bidan. Dengan keluhan mual tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk kedalam tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangkan pada hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan keluhan pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam, tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari, dengan golonagan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu, tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Riwayat persalinannya dengan jenis persalinan spontan ditolong oleh bidan dan dengan lama persalinan 18 jam, dan keadaan air ketuban putih yang jumlahnya ± 250 cc. Keadaan plasenta saat lahir lengkap kotiledon 20 lobus, diameter 22cm, ketebalan 1,5 cm , panjang tali pusat 48 cm dan berat ± 500 gr. Tidak ada komplikasi saat persalinan dengan apgar score 8/9 dan tidak ada kejadian, gangguan ataupun trauma pada bayi baru lahir. Pemeriksaan fisik bayi KU ; baik, kesadaran composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala ubun – ubun besar dan kecil tidak ada kelainan, sutura normal dan ada maulage, tidak ada caput suksedameum, tidak ada cephalhematoma. Mata simetris, lobang hidung ada, tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak ada pernafasaan cuping hidung. Telingga simetris, hubungan letak dengan mata sedikit lebih atas tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir lembab warna merah muda, sumbing tidak ada, palatum keras, refleks puting susu ada refleks sucking ada, refleks menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, pergerakan tidak kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular, puting susu menonjol keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru – paru tambahan, refleks moro ada, perut tidak kembung, abdomen simetris, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras saat menangis. Tali pusat tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simetris, tidak penonojan dan cekungan. Ekstremitas atas kelemahan lengan pada sisi yamg terkena disertai menghilangnya refleks moro pada sisi tersebut. Ekstremitas bawah bergerak aktif dengan jumlah jari lengkap. Ada kelainan fraktur klavikula dan tidak ada fraktur humerus serta tidak adanya fleksus brahialis. Genetelia testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang muara interna terletek pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir warna merah. Usia bayi saat ini satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat lahir dengan warna kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK belum, bayi diberikan asih tanpa pendamping apapun. Ibu mengatakan cemas terhadap benjolan dikepala bayinya setelah beberapa jam lahir.

KASUS IV FRAKTUR HUMERUS

Bayi Ny S (24 th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir secara spontan dengan jenis kelamin Perempuan dengan kedua orang tua beagama islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA bekerja sebagai penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang wiraswasta. Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat tinggal di Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal 08-10-2009 pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali olah Bidan. Dengan keluhan mual tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk kedalam tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangkan pada hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan keluhan pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam, tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari, dengan golonagan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu, tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Riwayat persalinannya dengan jenis persalinan spontan ditolong oleh bidan dan dengan lama persalinan 18 jam, dan keadaan air ketuban putih yang jumlahnya ± 250 cc. Keadaan plasenta saat lahir lengkap kotiledon 20 lobus, diameter 22cm, ketebalan 1,5 cm , panjang tali pusat 48 cm dan berat ± 500 gr. Tidak ada komplikasi saat persalinan dengan apgar score 8/9 dan tidak ada kejadian, gangguan ataupun trauma pada bayi baru lahir. Pemeriksaan fisik bayi KU ; baik, kesadaran composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala ubun – ubun besar dan kecil tidak ada kelainan, sutura normal dan ada maulage, tidak ada caput suksedameum, tidak ada cephalhematoma. Mata simetris, lobang hidung ada, tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak ada pernafasaan cuping hidung. Telingga simetris, hubungan letak dengan mata sedikit lebih atas tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir lembab warna merah muda, sumbing tidak ada, palatum keras, refleks puting susu ada refleks sucking ada, refleks menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, pergerakan tidak kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular, puting susu menonjol keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru – paru tambahan, refleks moro ada, perut tidak kembung, abdomen simetris, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras saat menangis. Tali pusat tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simetris, tidak penonojan dan cekungan. Ekstremitas atas dan bawah bergerak aktif dengan jumlah jari lengkap. Tidak ada kelainan fraktur klavikula dan ada fraktur humerus serta tidak adanya fleksus brahialis. Genetelia testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang muara interna terletek pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir warna merah. Usia bayi saat ini satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat lahir dengan warna kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK belum, bayi diberikan asih tanpa pendamping apapun. Ibu mengatakan cemas terhadap benjolan dikepala bayinya setelah beberapa jam lahir.

KASUS V FRAKTUR BRAHIALIS

Bayi Ny S (24 th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir secara spontan dengan jenis kelamin Perempuan dengan kedua orang tua beagama islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA bekerja sebagai penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang wiraswasta. Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat tinggal di Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal 08-10-2009 pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali olah Bidan. Dengan keluhan mual tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk kedalam tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangkan pada hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan keluhan pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam, tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari, dengan golonagan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu, tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Riwayat persalinannya dengan jenis persalinan spontan ditolong oleh bidan dan dengan lama persalinan 18 jam, dan keadaan air ketuban putih yang jumlahnya ± 250 cc. Keadaan plasenta saat lahir lengkap kotiledon 20 lobus, diameter 22cm, ketebalan 1,5 cm , panjang tali pusat 48 cm dan berat ± 500 gr. Tidak ada komplikasi saat persalinan dengan apgar score 8/9 dan tidak ada kejadian, gangguan ataupun trauma pada bayi baru lahir. Pemeriksaan fisik bayi KU ; baik, kesadaran composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala ubun – ubun besar dan kecil tidak ada kelainan, sutura normal dan ada maulage, tidak ada caput suksedameum, tidak ada cephalhematoma. Mata simetris, lobang hidung ada, tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak ada pernafasaan cuping hidung. Telingga simetris, hubungan letak dengan mata sedikit lebih atas tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir lembab warna merah muda, sumbing tidak ada, palatum keras, refleks puting susu ada refleks sucking ada, refleks menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, pergerakan tidak kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular, puting susu menonjol keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru – paru tambahan, refleks moro ada, perut tidak kembung, abdomen simetris, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras saat menangis. Tali pusat tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simetris, tidak penonojan dan cekungan. Ekstremitas atas dan bawah bergerak aktif dengan jumlah jari lengkap. Tidak ada kelainan fraktur klavikula dan tidak ada fraktur humerus serta adanya fleksus brahialis. Genetelia testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang muara interna terletek pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir warna merah. Usia bayi saat ini satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat lahir dengan warna kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK belum, bayi diberikan asih tanpa pendamping apapun. Ibu mengatakan cemas terhadap benjolan dikepala bayinya setelah beberapa jam lahir.

BAB IV

PEMBAHASAN

SOAP KASUS I CEPHALHEMATOMA

Data Subyektif

Bayi Ny S (24 th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir secara spontan dengan vacum forcep dan jenis kelamin Perempuan dengan kedua orang tua beagama islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA bekerja sebagai penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang wiraswasta. Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat tinggal di Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal 08-10-2009 pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali oleh Bidan. Dengan keluhan mual tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk kedalam tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangkan pada hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan keluhan pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam, tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari, dengan golonagan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu, tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Ibu mengatakan cemas terhadap benjolan dikepala bayinya setelah beberapa jam lahir.

Obyektif

Pemeriksaan fisik bayi KU ; baik, kesadaran composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala ubun – ubun besar dan ada , sutura normal dan ada maulage, tidak ada benjolan/kerusakan jaringan periosteum karena tarikan atau tekanan jalan lahir caputsuksedameum, dan ada cephalhematoma. Mata simetris, lobang hidung ada, tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak ada pernafasaan cuping hidung. Telingga simetris, hubungan letak dengan mata sedikit lebih atas tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir lembab warna merah muda, sumbing tidak ada, palatum keras, refleks puting susu ada refleks sucking ada, refleks menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, pergerakan tidak kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular, puting susu menonjol keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru – paru tambahan, refleks muro ada, perut tidak kembung, abdomen simrtris, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras saat menangis. Tali pusat tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simetris, tidak penonojan dan cekungan. Ekstremitas atas dan bawah bergerak aktif dengan jumlah jari lengkap. Tidak ada kelainan fraktur klavikula dan fraktur humerus serta adanya fleksus brahialis. Genetelia testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang muara interna terletek pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir warna merah. Usia bayi saat ini satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat lahir dengan warna kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK belum, bayi diberikan asih tanpa pendamping apapun.

Assesment

Setelah dilakukan pemeriksaan secara subjektif dan objektif didapatkan hasil pemeriksaan pada bayi baru lahir umur 1 hari didapatkan diagnosa cephalhematoma.

Masalah yang terjadi pada bayi baru lahir dengan umur 1 hari dengan cephalematoma yaitu adanya kecemasan dari orang tua bayi tersebut. Tidak ada masalah potensial.

Kebutuhan yang harus dilakukan oleh bidan kepada orang tua bayi baru lahir usia 1 hari dengan cephalematoma yaitu dengan memberikan penkes kepada orang tua agar tetap tenang dan tidak cemas dalam menghadapi bayinya.

Planning

Beritahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi umum bayi baik, kesadaran composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat, BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, dan ibu mengerti terlihat dari ibu yang tidak cemas. Beritahu ibu tentang cephalhematoma pada bayi baru lahir yaitu terjadi akibat kerusakan jaringan periosteum karena tarikan atau tekanan jalan lahir ditandai dengan adanya benjolan dan ibu mengerti terlihat dari ibu yang sudah agak tenang. Beritahu ibu untuk tidak menggendong bayi karena dapat menyebabkan proses penyembuhan yang lama, yang biasanya hilang pada hari ke 1-3 bulan dan ibu mau melaksanakannya. Bertitahu ibu tentang ASI ekslusif yaitu memberikan ASI segera setelah lahir sampai usia 6 bulan pertama dengan jarak 2-3 jam perhari dan ibu melaksanakannya. Beritahu ibu dan keluarga untuk merujuk bayi kepelayanan kesehatan yang memadai apabila benjolan tidak hilang pada hari ke 1-3 bulan segera hubungi bidan dan ibu mengerti terlihat ibu yang mampu mengulang perkataan bidan.

SOAP KASUS II CAPUTSUKSEDANEUM

Data Subjektif

Bayi Ny S (24 th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir secara spontan dengan vacum forcep dan jenis kelamin Perempuan dengan kedua orang tua beagama islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA bekerja sebagai penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang wiraswasta. Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat tinggal di Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal 08-10-2009 pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali oleh Bidan. Dengan keluhan mual tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk kedalam tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangkan pada hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan keluhan pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam, tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari, dengan golonagan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu, tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Ibu mengatakan cemas terhadap benjolan dikepala bayinya setelah beberapa jam lahir.

Data Objektif

Pemeriksaan fisik bayi KU ; baik, kesadaran composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala ubun – ubun besar dan ada kelainan terdapat pembengkakan kulit kepala yang memanjang di garis tengah ditandai dengan cairan yamg menumpuk, sutura normal dan ada maulage, ada caput suksedameum, dan tidak ada cephalhematoma. Mata simetris, lobang hidung ada, tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak ada pernafasaan cuping hidung. Telingga simetris, hubungan letak dengan mata sedikit lebih atas tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir lembab warna merah muda, sumbing tidak ada, palatum keras, refleks puting susu ada refleks sucking ada, refleks menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, pergerakan tidak kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular, puting susu menonjol keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru – paru tambahan, refleks muro ada, perut tidak kembung, abdomen simrtris, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras saat menangis. Tali pusat tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simetris, tidak penonojan dan cekungan. Ekstremitas atas dan bawah bergerak aktif dengan jumlah jari lengkap. Tidak ada kelainan fraktur klavikula dan fraktur humerus serta adanya fleksus brahialis. Genetelia testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang muara interna terletek pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir warna merah. Usia bayi saat ini satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat lahir dengan warna kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK belum, bayi diberikan asih tanpa pendamping apapun.

Assesment

Setelah dilakukan pemeriksaan secara subjektif dan objektif didapatkan hasil pemeriksaan pada bayi baru lahir umur 1 hari didapatkan diagnosa caputsuksedaneum.

Masalah yang terjadi pada bayi baru lahir dengan umur 1 hari dengan caputsuksedaneum yaitu adanya kecemasan dari orang tua bayi tersebut. Tidak ada masalah potensial.

Kebutuhan yang harus dilakukan oleh bidan kepada orang tua bayi baru lahir usia 1 hari dengan caputsuksedaneum yaitu dengan memberikan penkes kepada orang tua agar tetap tenang dan tidak cemas dalam menghadapi bayinya.

Planning

Beritahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi umum bayi baik, kesadaran composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat, BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, dan ibu mengerti terlihat dari ibu yang tidak cemas. Beritahu ibu tentang caputsuksedaneum pada bayi baru lahir yaitu terjadi akibat pembengkakan kulit kepala yang memanjang di garis tengah berisi cairan pada kepala bayi dan ibu mengerti terlihat dari ibu yang sudah agak tenang. Beritahu ibu untuk menggendong bayi karena dapat menyebabkan proses penyembuhan yang cepat, yang biasanya hilang pada hari ke 2-5 dan ibu mau melaksanakannya. Bertitahu ibu tentang ASI ekslusif yaitu memberikan ASI segera setelah lahir sampai usia 6 bulan pertama dengan jarak 2-3 jam perhari dan ibu melaksanakannya. Beritahu ibu dan keluarga untuk merujuk bayi ke pelayanan kesehatan yang memadai apabila benjolan tidak hilang pada hari ke 2-5 segera menghubungi bidan dan ibu mengerti terlihat ibu yang mampu mengulang perkataan bidan.

SOAP III FRAKTUR KLAVIKULA

Data Subjektif

Bayi Ny S (24 th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir secara spontan dengan vacum forcep dan jenis kelamin Perempuan dengan kedua orang tua beagama islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA bekerja sebagai penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang wiraswasta. Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat tinggal di Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal 08-10-2009 pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali oleh Bidan. Dengan keluhan mual tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk kedalam tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangkan pada hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan keluhan pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam, tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari, dengan golongan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu, tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Ibu mengatakan cemas terhadap benjolan dikepala bayinya setelah beberapa jam lahir.

Data Objektif

Pemeriksaan fisik bayi KU ; baik, kesadaran composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi sedikit bergerak, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala ubun – ubun besar dan tidak ada kelainan, sutura normal dan ada maulage, tidak ada caputsuksedameum, dan tidak ada cephalhematoma. Mata simetris, lobang hidung ada, tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak ada pernafasaan cuping hidung. Telingga simetris, hubungan letak dengan mata sedikit lebih atas tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir lembab warna merah muda, sumbing tidak ada, palatum keras, refleks puting susu ada refleks sucking ada, refleks menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, pergerakan tidak kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular, puting susu menonjol keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru – paru tambahan, refleks moro tidak ada, perut tidak kembung, abdomen simrtris, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras saat menangis. Tali pusat tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simetris, tidak penonojan dan cekungan. Ekstremitas atas kelemahan lengan pada sisi yamg terkena disertai menghilangnya refleks moro pada sisi tersebut dan bawah bergerak aktif dengan jumlah jari lengkap. Ada kelainan fraktur klavikula dan tidak ada fraktur humerus serta tidak adanya fleksus brahialis. Genetelia testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang muara interna terletek pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir warna merah. Usia bayi saat ini satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat lahir dengan warna kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK belum, bayi diberikan asih tanpa pendamping apapun.

Assessment

Setelah dilakukan pemeriksaan secara subjektif dan objektif didapatkan hasil pemeriksaan pada bayi baru lahir umur 1 hari didapatkan diagnosa fraktur klavikula.

Masalah potensial yang terjadi pada bayi baru lahir dengan umur 1 hari dengan fraktur klavikula yaitu adanya kelumpuhan pada lengan bayi tersebut.

Kebutuhan segera yang harus dilakukan oleh bidan kepada orang tua bayi baru lahir usia 1 hari dengan fraktur klavikula yaitu dengan memberikan penkes kepada orang tua dan segera merujuk ke dokter spesialis anak.

Planning

Beritahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi umum bayi baik, kesadaran composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat, BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, dan ibu mengerti terlihat dari ibu yang tidak cemas. Beritahu ibu tentang fraktur klavikula pada bayi baru lahir yaitu terjadi akiba proses persalinan dengan sulit mengeluarkan bahu sehingga butuh penanganan segera dan ibu mengerti terlihat dapat mengulang kembali perkataan bidan. Penangan pertama yang dilakukan oleh bidan dengan imobilisasi dalam posisi abduksi 60º dan fleksi 90º dari siku yang terkena selama 7-10 hari sebelum merujuknya ke dokter spesialis anak. Bertitahu ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif segera setelah lahir sampai usia 6 bulan pertama dengan jarak 2-3 jam perhari dan ibu melaksanakannya. Beritahu ibu dan keluarga untuk merujuk bayi ke dokter spesialis anak dengan diantar oleh bidan dan ibu mengerti dan segera merujuk bayinya.

SOAP IV FRAKTUR HUMERUS

Data Subjektif

Bayi Ny S (24 th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir secara spontan dengan vacum forcep dan jenis kelamin Perempuan dengan kedua orang tua beagama islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA bekerja sebagai penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang wiraswasta. Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat tinggal di Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal 08-10-2009 pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali oleh Bidan. Dengan keluhan mual tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk kedalam tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangkan pada hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan keluhan pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam, tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari, dengan golonagan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu, tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Ibu mengatakan cemas terhadap benjolan dikepala bayinya setelah beberapa jam lahir.

Data Objektif

Pemeriksaan fisik bayi KU ; baik, kesadaran composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala ubun – ubun besar dan ada kelainan terdapat cairan yamg menumpuk, sutura normal dan ada maulage, tidak ada caputsuksedameum, dan tidak ada cephalhematoma. Mata simetris, lobang hidung ada, tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak ada pernafasaan cuping hidung. Telingga simetris, hubungan letak dengan mata sedikit lebih atas tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir lembab warna merah muda, sumbing tidak ada, palatum keras, refleks puting susu ada refleks sucking ada, refleks menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, pergerakan tidak kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular, puting susu menonjol keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru – paru tambahan, refleks moro tidak ada, perut tidak kembung, abdomen simrtris, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras saat menangis. Tali pusat tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simetris, tidak penonojan dan cekungan. Ekstremitas atas bergerak aktif dengan jumlah jari lengkap dan ekstrenitas bawah tidak adanya gerakan tungkai spontan. Tidak ada kelainan fraktur klavikula dan adanya fraktur humerus serta tidak adanya fleksus brahialis. Genetelia testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang muara interna terletek pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir warna merah. Usia bayi saat ini satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat lahir dengan warna kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK belum, bayi diberikan asih tanpa pendamping apapun.

Assesment

Setelah dilakukan pemeriksaan secara subjektif dan objektif didapatkan hasil pemeriksaan pada bayi baru lahir umur 1 hari didapatkan diagnosa fraktur humeri.

Masalah potensial yang terjadi pada bayi baru lahir dengan umur 1 hari dengan fraktur humeri yaitu adanya kelumpuhan pada tungkai.

Kebutuhan yang harus dilakukan oleh bidan kepada orang tua bayi baru lahir usia 1 hari dengan fraktur humeri yaitu dengan memberikan penkes kepada orang tua dan segera merujuk ke dokter spesialis anak.

Planning

Beritahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi umum bayi baik, kesadaran composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat, BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, dan ibu mengerti terlihat dari ibu yang tidak cemas. Beritahu ibu tentang fraktur klavikula pada bayi baru lahir yaitu terjadi akiba proses persalinan dengan sulit mengeluarkan bahu sehingga butuh penanganan segera dan ibu mengerti terlihat dapat mengulang kembali perkataan bidan. Penangan pertama yang dilakukan oleh bidan dengan imobilisasi tungkai segera sebelum merujuknya ke dokter spesialis anak. Bertitahu ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif segera setelah lahir sampai usia 6 bulan pertama dengan jarak 2-3 jam perhari dan ibu melaksanakannya. Beritahu ibu dan keluarga untuk merujuk bayi ke dokter spesialis anak dengan diantar oleh bidan dan ibu mengerti dan segera merujuk bayinya.

SOAP V FRAKTUR BRAHIALIS

Data Subjektif

Bayi Ny S (24 th) dan Tn.X (27) berumur 26 hari tanggal 07-10-2009 pukul 10.05 WIB lahir secara spontan dengan vacum forcep dan jenis kelamin Perempuan dengan kedua orang tua beagama islam, bersuku sunda, dengan ibu, sekolah terakhir tamat SMA bekerja sebagai penjaga warung dan ayah sekolah terakhir tamat SMK seorang wiraswasta. Penghasilan keduanya sebesar Rp 1.500.000/bulan dan bertempat tinggal di Cimaung Rt 06 Rw 02 , Purwakarta. Anamnesa dilakukan pada tanggal 08-10-2009 pukul 15.30 WIB oleh Bidan, Ibu mempunyai riwayat kehamilan yaitu pada saat hamil muda sering periksa kandungannya 4 kali oleh Bidan. Dengan keluhan mual tiap pagi, kadang muntah 1 – 2 kali sehari tetapi makanan dapat masuk kedalam tubuh sedikit-sedikit, kadang ada pusing dan terasa cepat lelah. Sedangkan pada hamil tua, sering periksa kandungannya 5 kali oleh Bidan, dengan keluhan pegal-pegal bila berdiri terlalu lama, sering BAK saat siang hari dan malam, tidak ada pusing. Umur saat persalinan anak pertama ini 37 minggu 5 hari, dengan golonagan darah ibu A dan Ayah bergolongan darah A, Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit saat kehamilannya, baik perdarahan, pre/eklamsia tidak pernah, penyakit kelamin tidak ada. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur hijau bening dengan ayam dan buah. Ibu tidak pernah minum obat-obatan, jamu, tidak pernah merokok dan tidak pernah minum alkohol. Ibu mengatakan cemas terhadap benjolan dikepala bayinya setelah beberapa jam lahir.

Data Objektif

Pemeriksaan fisik bayi KU : baik, kesadaran compos metis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat. Pada bagian kepala ubun – ubun besar dan ada kelainan terdapat cairan yamg menumpuk, sutura normal dan ada maulage, tidak ada caput suksedaneum dan tidak ada cephalhematoma. Mata simetris, lubang hidung ada, tidak ada keluaran dari kedua lubang hidung, tidak ada pernafasaan cuping hidung. Telingga simetris, hubungan letak dengan mata sedikit lebih atas tulang rawan lentur. Mulut simetris,bibir lembab warna merah muda, sumbing tidak ada, palatum keras, refleks puting susu ada refleks sucking ada, refleks menelan ada. Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, pergerakan tidak kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular, puting susu menonjol keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru – paru tambahan, refleks moro tidak ada, perut tidak kembung, abdomen simrtris, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada penonjolan sekitar umbilical, perut keras saat menangis. Tali pusat tidak merah dan tidak bernanah. Punggung simetris, tidak penonojan dan cekungan. Ekstremitas atas kurang bergerak dengan aktif dan lemah pada pergelangan tangan dan bawah bergerak aktif dengan jumlah jari lengkap. Tidak ada kelainan fraktur klavikula dan tidak ada fraktur humerus tapi adanya fleksus brahialis. Genetelia testis sudah ada diskrotum, ada lubang, lubang muara interna terletek pada ujung penis. Kulit tidak ada tanda –tanda lahir warna merah. Usia bayi saat ini satu hari. Pemeriksaan antropometri BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, lingkar badan 43 cm, lila 12 cm. Pada eliminasi BAB sudah saat lahir dengan warna kehitamaan konsistensi cair bau has. Sedangkan BAK belum, bayi diberikan asih tanpa pendamping apapun.

Assesment

Setelah dilakukan pemeriksaan secara subjektif dan objektif didapatkan hasil pemeriksaan pada bayi baru lahir umur 1 hari didapatkan diagnosa fraktur brachialis.

Masalah yang terjadi pada bayi baru lahir dengan umur 1 hari dengan fraktur brachialis yaitu . paralisis lengan atas dengan atau tanpa paralisis lengan bawah atau tangan, atau lebih lazim paralisis dapat terjadi pada seluruh lengan

Kebutuhan yang harus dilakukan oleh bidan kepada orang tua bayi baru lahir usia 1 hari dengan fraktur brachialis yaitu dengan memberikan penkes kepada orang tua agar tetap tenang dan tidak cemas dalam menghadapi bayinya.

Planning

Beritahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum bayi baik kesadaran composmetis, denyut nadi 130 x / menit, bayi bergerak aktif, reflek menghisap dan menelan baik dan kuat, BB bayi 3200 gr dengan panjang badan 45 cm, dan ibu mengerti terlihat dari ibu yang tidak cemas. Beritahu ibu tentang fraktur brachialis pada bayi baru lahir yaitu terjadi akiba proses persalinan dengan sulit mengeluarkan bahu sehingga butuh penanganan segera dan ibu mengerti terlihat dapat mengulang kembali perkataan bidan. Penangan pertama yang dilakukan oleh bidan dengan imobilisasi parsial dan penempatan posisi secara tepat untuk mencegah perkembangan kontraktur segera sebelum merujuknya ke dokter spesialis anak. Bertitahu ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusif segera setelah lahir sampai usia 6 bulan pertama dengan jarak 2-3 jam perhari dan ibu melaksanakannya. Beritahu ibu dan keluarga untuk merujuk bayi ke dokter spesialis anak dengan diantar oleh bidan dan ibu mengerti dan segera merujuk bayinya.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Caput suksadenum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan selama persalinan verteks. Edema pada caput suksadenum dapat hilang pada hari pertama, sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi fototerapi untuk kecenderungan hiperbilirubin. Kadang-kadang caput suksadenum disertai dengan molding atau penumpangan tulang parietalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu.

Sefalhematoma merupakan perdarahan subperiosteum. Sefalhematoma terjadi sangat lambat, sehingga tidak nampak adanya edema dan eritema pada kulit kepala. Sefalhematoma dapat sembuh dalam waktu 2 minggu hingga 3 bulan, tergantung pada ukuran perdarahannya. Pada neonatus dengan sefalhematoma tidak diperlukan pengobatan, namun perlu dilakukan fototerapi untuk mengatasi hiperbilirubinemia. Tindakan insisi dan drainase merupakan kontraindikasi karena dimungkinkan adanya risiko infeksi. Kejadian sefalhematoma dapat disertai fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial.

Jejas pada pleksus brakialis dapat menyebabkan paralisis lengan atas dengan atau tanpa paralisis lengan bawah atau tangan, atau lebih lazim paralisis dapat terjadi pada seluruh lengan. Jejas pleksus brakialis sering terjadi pada bayi makrosomik dan pada penarikan lateral dipaksakan pada kepala dan leher selama persalinan bahu pada presentasi verteks atau bila lengan diekstensikan berlebihan diatas kepala pada presentasi bokong serta adanya penarikan berlebihan pada bahu.

Tanda dan gejala yang tampak pada bayi yang mengalami fraktur klavikula antara lain : bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang terkena, krepitasi dan ketidakteraturan tulang, kadang-kadang disertai perubahan warna pada sisi fraktur, tidak adanya refleks moro pada sisi yang terkena, adanya spasme otot sternokleidomastoideus yang disertai dengan hilangnya depresi supraklavikular pada daerah fraktur.

Pada fraktur humerus ditandai dengan tidak adanya gerakan tungkai spontan, tidak adanya reflek moro. Penangan pada fraktur humerus dapat optimal jika dilakukan pada 2-4 minggu dengan imobilisasi tungkai yang mengalami fraktur.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Dengan adanya Asuhan Neonatus dengan jalan lahir dapat lebih meningkatkan lagi para tenaga kesehatan baik secara teknis maupun non teknis dalam memberikan pelayanan kesehatan.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Dalam pembahasan Asuhan Neonatus dengan jalan lahir lebih memberikan ilmu yang bermanfaat lagi supaya dari pihak pendidikan dapat meningkatkan calon-calon bidan yang professional.

5.2.3 Bagi Mahasiswa

Dengan adanya pembuatan tugas Asuhan Neonatus dengan jalan lahir ini, mudah-mudahan mahasiswa dapat lebih mengerti lagi tentang pembahasan mengenai Asuahan Neonatus. Serta dapat menjadi motivasi dan inspirasi dalam mengembangkan ilmu yang telah terkuasai, supaya dapat menjalankan praktik dilapangan lebih terampil lagi.

5.2.4 Bagi Masyarakat

Dengan adanya Asuhan Neonatus ini, masyarakat lebih mendukung dan mengerti tentang Asuhan Neonatus yang diberikan bidan. Karena masyarakat lebih mengandalkan jasa bidan sebagai tenaga kesehatan yang berpengaruh penting dalam masalah persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Maridin F. Kematian Perinatal di RSUP Sarjito th 1991-1995 & Analisis Faktor Resiko, Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UGM, Yogyakarta,1996

2. Wiknjosastro H. Perlukaan persalinan, dalam Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2005

3. Plasker E. Traumatic Birth Syndrom, http://www.google.com., 2002

4. Hasan R. Alatas H. Ilmu Kesehatan Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI, Jakarta, 1985

5. Behrman R. Vaughan V. Trauma lahir, dalam Nelson- Ilmu Kesehatan Anak, Ed. XII, EGC, Jakarta, 1994

6. Oxorn H., Bayi Baru lahir, dalam Ilmu Kebidanan : Patologi & Fisiologi Persalinan, Yayasan Esentia Medika, 1996

7. Bagian Obstetri dan Ginekologi, Obstetri Operatif, FK Unpad, Bandung, 1977